Tempat wisata di samosir danau toba yang wajib kamu kunjungi saat liburan
Desa Sabulan, Kecamatan Sitio-tio, Kab. Samosir, SUMUT, INDONESIA
DESA SABULAN
Aku berasal dari salah satu desa di Kabupaten Samosir, tepatnya di Desa Sabulan. Banyak orang mengenal tempat ini sebagai bona pasogit ( asal ) kedua bagi orang Batak. Penemuan dan peninggalan sejarah nenek moyang yang hingga sekarang masih banyak dikunjungi oleh masyarakat membuat tempat ini menjadi destinasi atau tujuan bagi para peziarah. Desa ini juga telah dikenal luas oleh masyarakat sejak peristiwa banjir bandang yang memakan korban tahun 2010 silam. Banyak media massa yang datang meliput mulai dari koran, radio, hingga televisi nasional. Meskipun desa ini masih jauh dari jalan raya, bukan berarti sebagai daerah terisolasi atau tertinggal. Faktanya desa Sabulan adalah tempat yang sudah memiliki fasilitas yang lebih baik. Desa ini memiliki 2 sekolah dasar ( SDN 1 Sabulan dan SD Swasta Advent ), 1 sekolah menengah pertama (SMPN 2 Sitiotio),dan 1 sekolah menegah atas ( SMAN 1 Sitiotio).
Sebagian besar masyarakat di desa ini mata pencaharian mereka adalah sebagai petani dan pekebun. Salah satu komoditi yang paling banyak ditanam para pekebun adalah kopi, cokelat, serta tanaman umur pendek lainnya seperti jagung, kacang, ubi jalar,cabai, bawang merah/putih serta masih banyak lagi jenisnya. Jika panen telah tiba, tanaman komoditi seperti kopi, jagung, beras, cokelat dijual ke agen-agen di sekitar tempat tersebut. Berdasarkan hasil survei data dari diperoleh, desa ini mampu menghasilkan 10 ton kopi putih per bulannya. Pertumbuhan ekonomi mulai terasa bagi masyarakat sejak pembangunan infrastruktur dari pemerintah dari poyek-proyek pembangunan jalan hingga ke sistem tata alih pengairan/ drainase.

a. Sinaga f.Aritonang
b. Situmorang g. Siregar
c. Pandiangan h.Sihombing
d. Nainggolan i. Simamora
e. Simatupang
Konon pada zaman dahulu Si Boru Pareme turun dari Pusuk Buhit pergi melarikan diri ke sebuah tempat . Pada waktu itu, ia memiliki hubungan kontroversi antara saudaranya sehingga melarikan diri ketika dalam masa mengandung anak saudaranya Saribu Raja. Tibalah Pareme di sebuah tempat yang datar yang berada di puncak bukit barisan. Pada suatu ketika si Pareme melihat seekor harimau yang sedang kesulitan melepaskan tulang di mulutnya, akhirnya Pareme dengan beraninya langsung melepaskannya. Harimau itu merasa memiliki hutang budi kepadanya sehingga menjadi tulang punggung bagi siboru pareme dan anaknya setelah melahirkan. Mereka tinggal di hutan lebat ini selama satu bulan dan kemudian pindah ke tempat lain. Sejak saat itulah orang menyebut nama tempat ini Sabulan, berasal dari "menetap satu bulan". Sekarang desa Sabulan telah menjadi wilayah desa yang memiliki pemerintahan yang sah di negara ini.
Jika Anda memiliki rencana untuk berkunjung atau ingin berziarah ke tempat ini, sebaiknya harus tahu dulu rute perjalanannya.
➤Medan➠Ajibata➠Tomok➠Pangururan➠Mo-
gang➠ Sabulan
➤Silangit Airport➠Balige➠Kapal Balige
Urat-Mogang-Sabulan
Kendaraan roda empat:
➤Pangururan➠Sihotang➠Tamba➠ Parsaoran➠ Dolok Martahan➠ Ransang Bosi➠ Sitiotio➠ Sabulan.
➤Medan➠Ajibata➠Tomok➠Pangururan➠Mo-
gang➠ Sabulan
➤Silangit Airport➠Balige➠Kapal Balige
Urat-Mogang-Sabulan
Kendaraan roda empat:
➤Pangururan➠Sihotang➠Tamba➠ Parsaoran➠ Dolok Martahan➠ Ransang Bosi➠ Sitiotio➠ Sabulan.
Jika Anda tidak memiliki saudara atau kerabat di tempat, silahkan Anda bertanya kepada warga sebaiknya dimana Anda untuk menginap utnuk sementara waktu. Mereka akan mengarahkanmu ke rumah penduduk desa tersebut. Natua-tua ni huta, kepala desa, warga yang bermukim di sekitar balairung pasar akan menawarkan Anda penginapan gratis. Jika Anda memilih untuk melanjutkan perjalanan ke bukit, mintalah ojek atau mobil untuk mengantarmu ke tujuan yang kamu inginkan. Mereka akan bersikap welcome dan senang membantu perjalanan Anda ke tempat tujuan yang Anda inginkan.
Sebagian masyarakat Sabulan sudah banyak yang memiliki mobil sedan maupun truk untuk keperluan pengangkutan barang-barang. Memang transportasi di desa ini belum seperti bus Transjakarta yang nyaman untuk penumpang. Ingatlah, tempat ini bukan tujuan wisata yang selalu menawarkan kemudahan seperti di kota. Saya sarankan ketika Anda dan keluarga pulang kampung, mintalah merea mengantar barang bawaan Anda. Jika rombongan dirasa cukup banyak sebaiknya meminta supir untuk mengantar Anda ke bukit. Namun jika Anda memilih untuk naik ojek, tersedia pangkalan ojek di sekitar pelabuhan.
Pemandangan desa Sabulan dari pelabuhan Mogang
Solu Bolon milik bersama masyarakat desa Sabulan
Pemandangan sore hari danau toba di Sabulan
Pemandangan di pagi hari sambil menikmati secangkit teh
Kapal yang mengantar anak SMK ke Mogang, Palipi.
Lapisan awan yang terlihat di pagi hari di pegunugan
Pemandangan danau Toba dari Sirpang Tolu
Suasana Panen di Desa Sabulan
Tampak gunung Sipatungan dari Huta Haranggaol
Bukit terjal yang memanjang dari Sabalangit hingga ke Haranggaol
Mual Siboru Pareme di Sait Nihuta.
Buah Andaliman
Kebun Bapak di hutan
Selain dari gambar di atas, masih banyak objek wisata yang perlu Anda ketahui . Yuk apa aja sih nama tempatnya? Berikut tempat-tempat wisata yang wajib Anda kunjungi selama berada di desa Sabulan.
1. Mual ni Namboru Boru Saroding
Mual ini terletak di huta Pandiangan. Banyak masyarakat dari desa Sabulan maupun dari luar daerah yang datang berziarah ke tempat ini. Konon tempat ini adalah pemberi berkat bagi siapa saja yang datang dengan tulus berziarah ketempat ini. Mual ini berada diantara pohon beringin dan dekat dengan permukiman warga.
2. Batu tapak Sitapi-tapi
Batu ini konon menjadi salah satu tempar bermain siboru pareme. Batu ini terletak di lembah kampung yang berada di sebelah utara Parhuta-hutaan, sebelah timur Silosung, Sebelah Barat Sibuha Mata. Setiap pengunjung yang datang ke tempat ini diwajibkan untuk tidak berkata jorok/kasar selama berada d tempat ini.
3. Gunung Sipatungan
Masyarakat desa Sabulan menyebutnya sebagai gunung, hal ini lazim karena puncaknya yang tinggi memanjakan mata Anda untuk melihat panorama yang indah danau Toba dan pulau Samosir. Dari bukit ini juga tampak beberapa desa di kecamatan Sitio-tio, kecamatan Palipi, Kecamatan Nainggolan, Muara, Pulau Sibandang, hingga ke Balige. Semua tempat diatas akan terlihat dari jangakaun mata Anda. Jika ingin berkunjung ke tempat ini, sebaiknya Anda membawa sejenis kain syal untuk mengantisipasi suhu yang dingin. Jangan lupa membawa persediaan makanan untuk teman atau keluarga karena tidak ada orang yang ditemukan berjualan di bukit ini.
Sumber:https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1145425312222633&set=a.281120135319826.57154.100002655262022&type=3&theater
Mual ini berada di bawah lereng bukit yang menerjal tepatnya di huta Sait Nihuta. Perjalanan ketempat ini menempuh waktu kurang lebih 2 jam dari dengan berjalan kaki. Sekitar 15-20 menit dengan kendaraan bermotor. Banyak peziarah yang datang ke tempat ini untuk berziarah kemudian mengambil mata air tersebut. Mata air ini diyakini dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit yang susah ditangani oleh dokter. Sekarang tempat ini telah direnovasi dan memiliki tempat untuk menginap. Berbagai macam fasilitas telah tersedia di tempat ini, mulai dari toilet, tempat istirahat, dan listrik.
5. Mual ni si Raja Lontung
Tempat ini menjadi salah satu tempat yang paling dicari oleh para peziarah yang ingin mengunjunginya. Mereka yakin mata air ini dapat memberikan berbagai macam khasiat dalam penyebuhan. Hanya saja mata air ini hanya mengeluarkan air sedikit demi sedikit. Cara mengambil air tersebut dengan menggunakan gayung yang telah disediakan. Pastikan ketika mengambil air dengan pelan-pelan agar tidak terjadi kekeruhan. Waspadalah terhadap setiap ucapkan yang keluar dari mulut Anda. Berkata sopanlah sebaik mungkin ketika berada di lokasi ini. Lokasi ini berada diantara tebing terjun ditengah hutan lebat .Waktu tempuh perjalanan dari pelabuhan sekitar 4-5 jam. Rute perjalanan yang Anda lakukan dari huta Epper naik ke Parhopian Haranggaol. Jika Anda kekurangan air, datanglah ke permukiman warga yang ada di tempat tersebut. Mintalah air minum secukupnya dan jalinlah silaturahmi dengan baik kepada mereka. Karena mereka selalu bersedia menemani perjalanan Anda ke hutan nantinya. Ucapkanlah kata "Horas" untuk pertama kalinya sebagai bentuk adat dari masyarakat di desa ini.
Note: Jangan lupa bawa bekal nasi atau roti serta air minum Anda. Karena perjalanan yang cukup jauh.
6. Parhutaan ni Si Raja Lontung dan Binanga Saribu Raja
Perkampungan atau lebih dikenal Parhutaan ni Si Raja Lontung hampir berdekatan dengan Mual Ni si Raja Lontung dan Binanga Saribu Raja. Anda butuh waktu sekitar 2 jam berjalan kaki menyusuri tebing dan menaiki sedikit bukit yang kemudian kaki Anda akan menemukan dataran. Parhutaan ni Si Raja Lontung lebih di kenal oleh masyarakat sekitar " Banua Raja ". Konon tempat ini adalah perkampungan dari para raja-raja Batak pada zaman dahulu. Berada di pegunugan Bukit Barsisan dengan ketinggian kurang lebih 1500 m diatas permukaan laut.Di tempat ini Anda akan menemukan pondok yang dihiasi oleh 2 patung ukiran batu. Konon patung ini dipahat oleh raja-raja yang pernah tinggal di tempat tersebut. Di tempat ini pohon-pohon agak jarang, hampir mirip dengan sebuah perkampungan manusia. Hanya saja lalang-lalang yang cukup tinggi membuat tempat menjadi rimba. Sekitar 50 meter di bawah pondok ini terdapat Binanga Saribu Raja. Binanga atau sungai ini sebagai tempat permandian Saribu Raja, ayah dari si Raja Lontung.
Komentar
Posting Komentar